Pesugihan
adalah usaha untuk mendapatkan kekayaan duniawi dengan cepat dan mudah
melaui ritual-ritual, pengorbanan (wadal & tumbal) di tempat-tempat
keramat. Mencari pesugihan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kaya
tetapi mulai dari kalangan pejabat, usahawan, sampai pada masyarakat
biasa. Alasan mereka untuk mencari pesugihan di antaranya adalah:
- Supaya usaha berjalan lancar
- Mendapat Jabatan atau mempertahankan Jabatan
- Mendapatkan harta berlimpah dengan mudah
1. PESUGIHAN UANG GHOIB
Pesugihan uang ghoib/ gaib akhir-akhir ini kerap mencuat ke permukaan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Cara mendapatkannya yang konon dengan berbagai ritual dan sesaji merupakan ciri khas jenis pesugihan ini. Lagi-lagi karena desakan ekonomi dan tuntutan kebutuhan hidup membuat banyak kalangan mengambil cara pintas dalam mendapatkan rejeki. Meskipun kisah cerita terkait berbagai ritual guna mendapatkan uang gaib tidak masuk akal namun demikian adanya kisah yang beredar.
Cara mendapatkan uang gaib
Uang gaib yang kerap disebut sebagai cara mudah mendatangkan kekayaan ini merupakan uang yang konon berasal dari alam gaib. Sebagai umat beragama yang beriman kepada yang ghoib tentu saja kita percaya akan adanya makhluk gaib dengan segala kehidupannya. Namun apakah di alam tersebut juga dikenal istilah uang bahkan bank sebagaimana di dunia manusia? Tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan dengan pasti mengenai hal ini. Dari riset yang kami lakukan ternyata terdapat beberapa sumber yang menyatakan dapat menarik uang gaib/ dana gaib yang kemudian dapat dibelanjakan di alam manusia. Menurut sumber tersebut cara mendapatkan uang gaib adalah sebagai berikut:Menentukan tempat
Dalah hal ini para pencari pesugihan uang ghoib terlebih dahulu menentukan tempat yang diduga terdapat harta/ dana gaib terutama uang. Ritual dan sesaji Pada proses ini para pelaku pesugihan biasanya melakukan sebuah ritual dengan memberikan berbagai macam sesaji seperti membaca mantra tertentu serta menyajikan dupa/ kemenyan, kembang 7 rupa.Melakukan perjanjian dan persekutuan
Sebagaimana sebutannya uang gaib merupakan uang dari alam gaib yang dihuni oleh makhluk halus tak kasap mata. Pada tahapan ini konon para pelaku ritual melakukan perjanjian dan persekutuan dengan konsekuensi tertentu. Ada yang harus menyediakan tumbal pesugihan, maupun perjanjian lain.Mengambil Uang gaib
Setelah selesainya ritual dan perjanjian konon secara tiba-tiba di hadapan mereka telah ada bertumpuk-tumpuk uang dengan nominal bermacam-macam bisa jutaan rupiah bahkan milyaran rupiah. Namun tak cukup sampai disini uang gaib tersebut harus melalui tahapan ritual tertentu agar dapat digunakan berbelanja di alam manusia.Meskipun terdapat banyak sumber yang menyatakan bahwa mereka mampu menjadi perantara pesugihan uag ghoib serta memiliki cara mendapatkan uang gaib sebagaimana tersebut di atas namun kita sebagai manusia berakal hendaklah lebih berhati-hati agar tidak mudah terjerumus ke jalan nista bahkan menjadi korban penipuan yang tidak jelas kebenarannya tersebut.
2. Pesugihan Nyi Blorong
Memelihara
pesugihan Blorong bisa menyebabkan kaya mendadak. Wujud pesugihan ini
berbentuk ular naga yang bersisik emas. Bila pemilik pesugihan
melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya
yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya. Kekayaan
yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai dua periode.
Sebagai tebusan, kalau kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka
harus jadi pengikutnya.
3. Pesugihan Nyai Puspo Cempoko
Nyai Puspo Cempoko. adalah Pesugihan yang cukup terkenal di Rembang. Bila lelaki bersedia menjadi suami siluman ini dan melakukan senggama setiap malam Jumat Kliwon maka ia rela memberikan harta yang berlimpah.
Nyai Puspo
Cempoko adalah penunggu gaib di daerah Kabongan, Rembang. Tempat
tersebut mempunyai nilai mistik yang sangat tinggi. Beberapa orang
sering datang ke Kabongan untuk melakukan ziarah dengan tujuan
tertentu.
Konon, para
peziarah banyak yang dikabulkan keinginannya sehingga mereka menjadi
kaya raya. Menurut cerita yang beredar kekayaan itu tidak diberikan
secara cuma-cuma. Nyai Puspo meminta sejumlah imbalan kepada peziarah
yang menginginkan kekayaan darinya.
Pencari
pesugihan harus rela menjadi suami Nyai Puspo yang harus melayani
kebutuhan seksualnya setiap malam Jumat Kliwon. Guna menyalurkan hasrat
itu Nyai Puspo minta disediakan kamar khusus dimana hanya mereka berdua
saja yang boleh masuk ke kamar tersebut. Selain memenuhi kebutuhan
seksual, Nyai Puspo juga meminta agar disediakan sesaji yang terdiri
dari jajan pasar, kembang wangi, kelapa hijau serta bakaran kemenyan
madu. Semua sesaji harus disediakan setiap malam. Tak boleh ada yang
terlupakan.
4. Pesugihan Lereng Merapi
Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib, berada di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan. Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan.
Menurut
Jurukunci Watu Gunung, gundukan tanah itu bukan kuburan manusia,
melainkan gajah tunggangan Kerincing Wesi saat menjaga Gunung Merapi. Konon,
Kerincing Wesi berubah menjadi raksasa setelah makan telur naga Kiai
Jagad, lantas ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Untuk menjalankan tugas,
ia menerima seekor gajah dari Panembahan Senopati. Ketika gajah itu
mati, Kerincing Wesi menguburkannya di lereng Merapi.
Pada
malam-malam tertentu, sering terdengar lenguhan gajah. Malah, ada warga
yang mengaku melihat binatang itu melintas. Bagi peziarah, apa atau
siapa yang berada di dalam kuburan itu, tidak menjadi masalah. Yang
penting, tempat itu mempunyai kekuatan gaib yang menjanjikan perubahan
nasib.
5. Pesugihan Munding Seuri
Terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas. Di sebelah Tenggara, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.
Di kawasan
Tenggara ini pula, ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan
mirip makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang
mencari pesugihan. Namun laku hanya bisa dilakukan saat bulan purnama.
Jika tidak, konon segala upaya yang dilakukan akan sia-sia.
6. Pesugihan Bulu Genderuwo
Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya, untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang bulat.
Menurut
beberapa orang yang telah mendapatkan pesugihan bulu gendruwo, meski
mendapatkannya cukup sulit, pesugihan ini dipilih lantaran tidak terlalu
berbahaya. Tidak minta tumbal orang atau nyawa.
Yang diperlukan
hanyalah masakan burung gagak serta pohon gayam. Di kota metropolitan
seperti Jakarta, pohon gayam sulit ditemukan. Makanya para peminat
kebanyakan pergi ke desa-desa di pelosok Pulau Jawa.
Setelah masakan
siap, saat matahari bersembunyi, peminat harus membawa makanan itu ke
pohon gayam yang telah ditentukan. Kemudian ia harus membuka seluruh
pakaiannya. Biasanya dalam waktu yang tidak begitu lama, gendruwo yang
dilukiskan berwajah menakutkan dan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu-bulu,
akan muncul.
Gendruwo
tersebut akan melahap makanan yang dibawakan si peminat. Saat itulah, si
peminat dituntut kelincahannya. Mereka harus mampu mengambil minimal
satu bulu di tubuh gendruwo.
Jika beruntung,
maka si peminat akan mendapatkan bulu yang diinginkannya. Tapi jika
tidak, bisa jadi ia malahan akan dimangsanya. Karena itu, orang yang
gagal biasanya enggan mencoba lagi. Takut kalau-kalau malahan kehilangan
nyawa.
Orang yang
berhasil mendapatkan bulu, biasanya mudah mendapatkan kekayaan. Rejeki
akan mengalir bak air bah. Tak tertahankan lagi.
7. Pesugihan Sate Gagak
Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Untuk menjadi
pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak
hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat
mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para
lelembut dari berbagai rupa.
Pada tengah
malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang
akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca
doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu
sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.
Ketika burung
itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih
burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu
olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.
Pada saat
bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah
gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa. Ada yang kakinya patah atau
remuk, wajahnya rusak dengan darah yang mengalir deras, atau kakinya
tinggal sebelah karena kaki yang lain terlepas. Pendeknya, wujud mereka
sangat menakutkan dengan bau anyir darah yang mrenyengat. Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya mereka akan membeli sate yang dijual itu.
8. Pesugihan Gunung Kemukus
Dikisahkan Pangeran Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada pula yang menduga dari zaman Pajang), jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.
Dalam
kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedihannya dengan
melanglang buana, akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus. Tak lama
kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan
kerinduan.
Namun sial,
sebelum sempat ibu dan anak ini melakukan hubungan intim, penduduk
sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara
beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia. Keduanya kemudian dikubur
dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Namun menurut cerita,
sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat
meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan
hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul
semua permintaannya.
Konon
selengkapnya ia berujar demikian, "Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah
sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku
dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun".
9. Pesugihan Tukar Janin
Tukar janin adalah suatu proses pemindahan janin tersebut untuk diberikan kebangsa jin perempuan yang menginginkan keturunan. Dalam prosesinya jika wanita itu berhasil negosiasi dan anaknya di ikhlaskan untuk mereka(bangsa jin) rawat sebagai anaknya dengan catatan pantangannya tidak boleh diharap-harap lagi, maka bangsa jin tersebut akan memberikan imbalan berupa uang/perhiasan sebagai tanda keikhlasan pelaku ritual tersebut.
10. Pesugihan Tuyul
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb).
Tuyul Bibir Vertikal adalah jenis tuyul yang paling banyak dipelihara orang, biasanya tuyul ini hidup bersama sang majikan. Yang menarik si tuyul ini di anggap seolah - olah seperti anaknya sendiri. Tidur juga bersama sang majikan. Sehingga tidak jarang si tuyul ini kerap terlihat menyusu (Meminum ASIH) dari wanita yang ada dirumah tersebut, entah itu si ibu atau anak gadis dengan di sadari atau tampa di sadari oleh mereka.Oleh karean itu, kadang ada beberapa kasus jika si majikan pemilik tuyul memiliki anak gadis maka tidak jarang si anak gadis terebut tidak laku-laku atau susah mendapatkan jodoh.
Jika si anak gadis dari pemilik tuyul tidak laku lama tidak mendapatkan jodoh, itu lebih karena aura tuyul memperburuk aura positif dari anak gadis tersbut, Aura negatif yang ditimbulkan oleh tuyul tersebut terjadi karena seringnya tuyul ini dekat atau bersentuhan dengan gadis. Disisi lain, kadang si tuyul ini tidak rela jika anak gadis yang tiap malam menemaninya tidur dimiliki orang lain.
si tuyul ini merasa bahwa gadis tersebut adalah kakak yang harus menemaninya setiap saat, atau bahkan memberikan ASIH kepadanya sebagai ritual yang harus di lakoni tuyul menjelang tidur. hal ini yang sebenarnya menjadi sebab akan susah dapat jodohnya si anak gadis tersebut.
Kebiasaan yang lain adalah tuyul ini sering diajak-ajak jalan-jalan olej majikannya pada sore hari sebelum magrib menjelang, seperti layaknya hewan, tuyul ini diikat dan di ajak berkeliling oleh majikanya. Daerah tempat mereka jalan-jalan biasanya di dekat pasar tradisional. Si majikan duduk menunggu di suatu tempat, sedang si tuyul di biarkan mengembara di pasar tesebut untuk mengambil beberapa lembar uang pemilik para pedagang dan pada saat menjelang adzan magrib mereka akan kembali pulang.
11. Pesugihan Tukar Istri
Pesugihan ini yang menjadi tumbalnya adalah isteri atau suami, biasanya orang yang menjalankan ritual adalah orang yang sakit hati karena suami atau isterinya berselingkuh. Tempat yang sering dijadikan lokasi ritual ini adalah Goa Susuh Angin di Gunung Kuncen lereng Gunung Merbabu, namun hati-hati karena di daerah ini berlaku petuah masyarakat "Jelma Mara Jelma Mati"
12. Pesugihan Tukar Guling
Orang seringkali keliru dengan menganggap pesugihan ini sama dengan Pesugihan Tukar Isteri, padahal dari Tumbalnya saja sangat berbeda. Pada Pesugihan Tukar Guling ini Tumbal yang diminta adalah nyawa musuh dari orang yang meminta pesugihan. pesugihan ini juga terdapat di Gua Susuh Angin.
13. Ngipri
Pada Pesugihan Ngipri ini, penganutnya pada malam-malam tertentu dapat berubah menjadi sosok binatang ghaib sesuai dengan perjanjiannya pada saat meminta pesugihan, biasanya bisa berupa babi, Monyet, Ular, Kucing, dll
APA BILA SAUDRA/SAUDARI INGIN MENDAPATKAN SALAH SATU DAI PERUGIHAN DI ATAS SILAHKAN KONSULTASI DI BAWAH INI...
KI SUKMA TUNGGABUANA
NO/HP 0818 0900 4978